Menurut kepala pengawas nuklir PBB, Iran telah menunjukkan "kesediaan" untuk terlibat kembali dalam masalah nuklir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut terkait ambisi nuklir Iran dalam skala global.
Serangan udara Israel di lokasi militer di Iran sebagai tanggapan atas serangan Teheran pada tanggal 1 Oktober juga meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Iran mengancam akan menanggapi serangan tersebut dengan tegas dan efektif. Perang di Gaza telah menarik sekutu Hamas yang didukung oleh Iran, termasuk Hizbullah di Lebanon, yang turut menjadi perhatian internasional terkait krisis keamanan di kawasan tersebut.
Netanyahu juga menyoroti adanya poros kejahatan fanatik yang dipimpin oleh Iran yang mengancam untuk menghancurkan negara Israel dan mengambil alih negara lain. Menurutnya, Iran memiliki cita-cita untuk menguasai wilayah tersebut dengan paksa dan Israel dianggap sebagai penghalang nyata bagi ambisi tersebut. Netanyahu bahkan menegaskan bahwa menurut Iran, jika Israel jatuh, banyak negara akan ikut jatuh bersamanya. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi keamanan regional di Timur Tengah.
Selain menghadapi ancaman langsung dari Iran, Israel juga aktif berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab. Upaya ini termasuk dalam konteks normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab, yang diawali dengan Kesepakatan Abraham pada tahun 2020 yang ditengahi oleh Amerika Serikat. Melalui kesepakatan ini, Israel berhasil memperoleh dukungan dari beberapa negara Arab seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.