Salatiga, sebuah kota di Jawa Tengah, tidak hanya terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah, tetapi juga dengan kekayaan kuliner tradisionalnya. Salah satu makanan khas yang sangat terkenal dari Salatiga adalah Getuk Kethek. Hidangan ini menawarkan rasa yang unik dan telah menjadi bagian penting dari warisan kuliner lokal. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang Getuk Kethek, mulai dari sejarahnya, bahanbahan, cara pembuatan, hingga keunikan rasanya.
Sejarah dan Asal Usul Getuk Kethek
Getuk Kethek adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki sejarah panjang di Salatiga. Nama "Getuk" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "dihaluskan" atau "ditumbuk," merujuk pada cara pembuatan makanan ini. "Kethek" berarti "monyet" dalam bahasa Jawa, yang mungkin terkait dengan bentuknya yang mirip dengan bentuk monyet kecil atau karena pengaruh budaya setempat.
Sejarah Getuk Kethek berawal dari tradisi kuliner masyarakat Jawa yang mewarisi resepresep turuntemurun. Makanan ini awalnya dibuat sebagai hidangan untuk acaraacara khusus dan perayaan, namun seiring berjalannya waktu, Getuk Kethek menjadi bagian dari kehidupan seharihari masyarakat Salatiga. Keberadaannya sebagai makanan khas Salatiga mencerminkan kekayaan kuliner dan budaya lokal.
Bahan Baku dan Proses Pembuatan
Getuk Kethek terbuat dari bahanbahan sederhana namun memiliki proses pembuatan yang memerlukan keterampilan khusus. Berikut adalah bahanbahan utama yang digunakan dalam pembuatan Getuk Kethek:
1. Singkong: Bahan utama yang digunakan untuk membuat getuk. Singkong dikupas, direbus, dan dihancurkan hingga halus.
2. Gula Merah: Memberikan rasa manis dan warna pada getuk. Gula merah biasanya diparut halus sebelum dicampurkan.
3. Kelapa Parut: Ditambahkan pada adonan getuk untuk memberikan tekstur dan rasa yang gurih.
4. Pewarna Makanan (opsional): Pewarna makanan alami seperti daun pandan atau daun suji digunakan untuk memberikan warna pada getuk.