Dampak dari konflik ini sangat merugikan bagi kedua belah pihak. Lebih dari 450 orang dilaporkan tewas di Lebanon, termasuk sekitar 350 anggota Hezbollah dan minimal 100 warga sipil. Sementara di Israel, 23 warga sipil dan minimal 17 tentara tewas. Serangan oleh pihak Israel terutama terjadi di wilayah selatan Lebanon dan Lembah Bekaa bagian timur, dua wilayah di mana Hezbollah beroperasi. Pihak Israel juga telah menyatakan bahwa kampanye mereka dapat mencakup bagian dari ibu kota Beirut.
Hezbollah, sebagai musuh yang lebih kuat dibandingkan Hamas, telah bersiap menghadapi konflik besar dengan Israel sejak pertempuran terakhir pada tahun 2006. Diperkirakan bahwa Hezbollah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk rudal berpemandu presisi yang dapat menyerang jauh ke dalam wilayah Israel. Ini merupakan ancaman serius bagi sistem pertahanan udara Israel yang canggih. Perkiraan Barat juga menunjukkan bahwa persenjataan Hezbollah dapat menyebabkan kerusakan besar di Israel.
Dalam konteks ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang melakukan operasi besar-besaran melawan Hamas di Gaza namun tetap siap melancarkan serangan terhadap Hezbollah, meskipun rincian mengenai skenario yang mungkin terlibat masih belum jelas. Lebih lanjut, situasi ini memperlihatkan eskalasi konflik yang berpotensi berujung pada perang besar di kawasan tersebut. Kedua belah pihak perlu mempertimbangkan kembali dampak yang mungkin diakibatkan oleh tindakan agresif dalam menanggapi konflik ini.