Tidak hanya Kolombia, negara-negara Amerika Latin lainnya juga mencatat tingkat kekerasan yang mengkhawatirkan. Brasil melaporkan 25 kasus pembunuhan aktivis lingkungan, sementara Meksiko dan Honduras masing-masing mencatat 18 kasus. Honduras, dengan jumlah penduduknya, tercatat memiliki tingkat pembunuhan aktivis lingkungan yang paling tinggi di Amerika Tengah, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kawasan paling berbahaya bagi para pejuang lingkungan.
Atas tingginya angka kematian aktivis lingkungan, terutama di Amerika Latin, Global Witness juga menyoroti bahwa penduduk asli dan orang keturunan Afrika menjadi sasaran pembunuhan. Dari seluruh kasus, 49% korban berasal dari kalangan tersebut.
Laura Furones, penasihat senior Global Witness, menyampaikan kekhawatiran bahwa pada saat krisis iklim semakin parah, para pejuang lingkungan justru menghadapi kekerasan, intimidasi, dan akhirnya kematian. Dia juga meminta agar pemerintah di seluruh dunia mengambil langkah tegas untuk melindungi para aktivis ini dan menangani akar permasalahan yang memicu kekerasan terhadap mereka.