Krisis ini mencapai puncaknya ketika Presiden Amerika Serikat saat itu, John F. Kennedy, memberikan ultimatum kepada Uni Soviet untuk menarik kembali semua rudal nuklir dari Kuba. Momen-momen tegang ini membuat dunia berada dalam ketegangan tinggi, dan masyarakat dunia khawatir bahwa konflik ini akan memicu perang nuklir yang menghancurkan.
Di tengah kekhawatiran ini, upaya diplomasi pun dilakukan untuk mengakhiri krisis. Melalui negosiasi intensif, Amerika Serikat dan Uni Soviet akhirnya mencapai kesepakatan di mana Uni Soviet setuju untuk menarik kembali semua rudal nuklir dari Kuba, sementara Amerika Serikat melonggarkan blokade laut dan menarik kembali rudal-rudalnya dari Turki.
Krisis Rudal Kuba memiliki dampak yang sangat besar pada geopolitik dunia. Pertama, krisis ini meningkatkan kesadaran atas bahaya ancaman nuklir dan mendorong Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk memulai pembicaraan tentang pengendalian senjata. Krisis ini juga menjadi titik balik dalam hubungan internasional, di mana kedua kekuatan besar bersedia untuk melibatkan diri dalam diplomasi dan negosiasi guna mencegah terjadinya konflik yang lebih besar.