Hubungan Rusia dengan AS dan sekutu Baratnya telah memanas sejak aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014, dan ketegangan tersebut semakin memburuk dengan terjadinya perang di Ukraina. Ancaman yang diterima Rusia dari Barat memicu reaksi defensif dari pihak Rusia, termasuk perubahan dalam kebijakan nuklir mereka.
Dalam mengubah doktrin nuklirnya, Rusia juga mungkin berusaha untuk menegaskan kembali posisinya dalam hal kekuatan nuklir di dunia, serta mencoba untuk mengendalikan dinamika konflik yang terus berkembang di wilayah Eropa Timur.
Secara keseluruhan, ketegangan antara Rusia dan Barat masih memiliki potensi untuk mempengaruhi geopolitik global dan keamanan internasional. Kondisi ini menjadi perhatian utama bagi komunitas internasional, dan memerlukan usaha bersama untuk menemukan solusi yang dapat mengurangi ketegangan dan mengembalikan stabilitas di wilayah Eropa dan dunia pada umumnya.