Kim termasuk dalam kelompok kecil anak muda Korea Selatan yang telah mempersiapkan diri di tengah potensi perang dengan Korea Utara. Meskipun jumlah mereka kecil, namun kemudian semakin bertambah. Sekitar 900 orang telah bergabung ke setidaknya empat grup di Kakao, aplikasi pesan instan yang paling populer di Korea Selatan.
Di samping itu, komunitas persiapan perang "The Survival School – Daum Café", yang sudah ada sejak tahun 2010, kini memiliki lebih dari 25.000 anggota. Peningkatan jumlah orang Korea Selatan yang siap berperang baru-baru ini menyoroti kegelisahan yang berkembang terhadap hubungan antara kedua Korea seiring dengan meningkatnya agresivitas Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada Januari tahun lalu menggambarkan Korea Selatan sebagai musuh utama mereka dan menyatakan bahwa reunifikasi damai antara kedua Korea menjadi mustahil. Hal ini mendapat perhatian besar karena sebelumnya tidak pernah terjadi.
Survei dari Institut Kajian Media Publik KBS menunjukkan bahwa lebih dari 75% responden merasa cemas atas situasi keamanan saat ini, yang meningkat 19% dari tahun sebelumnya. Konflik-konflik global seperti perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas juga membuat anak muda Korea Selatan lebih peka terhadap risiko geopolitik yang berkembang.
Tidak hanya itu, beberapa anggota kelompok tersebut juga memiliki rencana untuk meninggalkan negara sebelum konflik pecah dengan Korea Utara. Mereka merencanakan belajar bahasa asing, menabung, dan melatih keterampilan baru demi mencari tempat yang lebih aman untuk tinggal.