Identitas Sariel sebagai komandan Unit 8200, yang sebanding dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) atau GCHQ di Inggris, sebelumnya merupakan rahasia yang dijaga ketat di Israel. Namun, pengungkapan identitasnya secara daring beberapa tahun lalu menimbulkan kritik dan ejekan di media Israel yang disertai dengan tuduhan mengenai budaya "kesombongan teknologi" di Unit 8200.
Pengunduran diri Sariel juga berdampak signifikan pada subyek bukunya yang mengartikulasikan visi radikal tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat mengubah operasi intelijen dan militer. Bukunya memberikan wawasan tentang penggunaan sistem berbasis AI untuk memenuhi tugas yang semakin kompleks di medan perang, termasuk konsep "mesin target" bertenaga AI yang mirip dengan sistem rekomendasi target yang digunakan dalam serangan Israel di Jalur Gaza.