Kapal perang bernama Choe Hyon itu merupakan salah satu kapal terbesar dalam armada Korea Utara, dan diduga dikembangkan dengan dukungan teknologi dari Rusia. Militer Korea Selatan menyatakan kapal kemungkinan besar dibuat sebagai imbalan atas dukungan militer Korea Utara kepada Moskwa dalam konflik Ukraina.
Ahn Chan-il, pembelot Korea Utara yang kini memimpin World Institute for North Korea Studies, menyebut bahwa pengembangan kapal ini kemungkinan dikebut dalam waktu singkat. “Jadwal pembangunan dan peluncuran mungkin sudah dibagi ke pihak Rusia. Tapi karena tergesa-gesa, dermaga dibangun dengan buruk dan banyak prosedur diabaikan,” ujarnya.
KCNA: Komandan Tak Berpengalaman Jadi Biang Keladi
Menurut KCNA, kecelakaan itu disebabkan oleh kecerobohan dan kurangnya pengalaman dari para komandan yang mengawasi peluncuran. Kapal tersebut diluncurkan dari dermaga datar—bukan dari galangan meluncur miring seperti biasanya—karena keterbatasan infrastruktur.
Lembaga pemantau berbasis di AS, 38 North, menyebut bahwa metode peluncuran ini adalah langkah darurat. Citra satelit menunjukkan kapal didampingi kapal pendukung sehari sebelum kejadian, tetapi tetap gagal stabil saat proses peluncuran.