Sebaliknya, beberapa pihak yang mendukung keanggotaan Timor-Leste di ASEAN memandang bahwa upaya untuk bergabung dengan ASEAN harus didorong, meskipun infrastruktur masih perlu diperbaiki. Mereka berargumen bahwa keanggotaan di ASEAN dapat membantu Timor-Leste mendapatkan akses lebih luas ke pasar regional dan kolaborasi yang lebih baik dengan negara-negara tetangga.
Data menunjukkan bahwa Timor-Leste masih menghadapi tantangan dalam pengembangan infrastruktur. Misalnya, menurut laporan Bank Dunia, akses ke fasilitas kesehatan yang layak di Timor-Leste masih rendah. Hanya sebagian kecil dari penduduk yang memiliki akses ke rumah sakit modern. Hal ini menjadi perhatian serius karena infrastruktur kesehatan yang memadai akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, dalam hal transportasi udara, Timor-Leste juga masih menghadapi kendala. Bandara-bandara di negara itu masih terbatas dalam hal fasilitas dan layanan, yang dapat membatasi konektivitas dengan negara-negara ASEAN. Ini bisa menjadi hambatan bagi pengembangan pariwisata dan pertumbuhan bisnis.
Ada juga keprihatinan terkait dengan kemampuan Timor-Leste untuk memenuhi standar ASEAN dalam berbagai aspek, termasuk perdagangan, keamanan, dan pengembangan manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Timor-Leste akan mampu berkontribusi secara efektif pada tujuan dan program ASEAN jika infrastrukturnya masih terbatas.