2. Anggaran Terbatas, Ambisi Besar
Anggaran pertahanan Jerman untuk tahun 2025 diperkirakan akan mencapai lebih dari 50 miliar euro atau sekitar Rp943,9 triliun. Namun, Menteri Pertahanan Boris Pistorius mengungkapkan bahwa anggaran tersebut masih jauh dari cukup. Pada bulan Juli 2024, ia mengungkapkan bahwa Jerman hanya menerima tambahan dana sebesar 1,2 miliar euro dari permintaan total 6,7 miliar euro. "Ini membuat saya tidak dapat memulai beberapa proyek pertahanan secepat yang seharusnya, terutama mengingat kondisi keamanan yang semakin mendesak," ungkap Pistorius.
Meskipun demikian, pemerintah Jerman telah memenuhi target alokasi dana NATO, yang mencakup belanja pertahanan sebesar 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2024, dengan total mencapai 69 miliar euro, atau sekitar Rp1,3 kuadriliun. Sebagian besar anggaran ini berasal dari dana khusus "Sondervermögen" yang diperkirakan akan habis pada tahun 2027. Dalam menghadapi tantangan anggaran, pemerintah kini tengah mempertimbangkan pembaruan aturan pinjaman untuk memfasilitasi pembiayaan jangka panjang di sektor pertahanan. Namun, sebuah laporan dari Atlantic Council pada Oktober 2024 memperingatkan bahwa anggaran untuk tahun 2025 masih belum mencukupi untuk mendanai proyek-proyek strategis, termasuk penguatan industri pertahanan serta penempatan pasukan di Lituania.
3. Ambisi Eropa dan Tantangan Rekrutmen
Jerman menargetkan perannya sebagai kekuatan militer utama di Eropa. Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, 18 Mei 2025, Kanselir Friedrich Merz menekankan ambisinya untuk menjadikan Bundeswehr sebagai angkatan bersenjata konvensional terkuat di Eropa pada tahun 2031. Tindakan ini mencakup pengiriman 4.800 tentara ke Lituania mulai tahun 2025, yang direncanakan siap tempur pada tahun 2027. "Kami harus siap menghadapi ancaman terhadap kebebasan dan perdamaian di benua kami. Apa pun yang diperlukan, harus dilakukan untuk memperkuat pertahanan kita," kata Merz dalam pidatonya yang dikutip oleh sejumlah media.