Fenomena ini mendorong pemerintah untuk mengubah pendekatan dari sekadar kampanye kesadaran menjadi kebijakan insentif nyata.
Subsidi Fantastis bagi Pasangan Muda
Sebagai respons, pemerintah memperluas program dukungan keluarga dengan skema baru:
-
Bantuan Pernikahan: Hingga 600.000 yen (sekitar Rp 70 juta) diberikan untuk pasangan muda yang baru menikah, khususnya di kota-kota kecil dan wilayah yang mengalami penurunan populasi ekstrem.
-
Tunjangan Anak: Pemerintah meningkatkan jumlah tunjangan anak bulanan dan memperluas cakupan hingga anak berusia 18 tahun.
-
Bebas Biaya Pendidikan Anak Usia Dini: Biaya penitipan anak, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar semakin banyak yang digratiskan, terutama bagi keluarga dengan lebih dari satu anak.
-
Perumahan Subsidi: Akses rumah murah atau apartemen subsidi untuk pasangan muda dan keluarga baru diprioritaskan.
Langkah-langkah ini bukan sekadar janji, tetapi telah masuk dalam anggaran nasional dan mulai diterapkan secara progresif oleh pemerintah daerah.
Upaya Komprehensif, Tapi Masih Dihadang Budaya
Meskipun dukungan ekonomi meningkat, Jepang juga menghadapi tantangan budaya yang tidak kalah rumit. Banyak pasangan menunda pernikahan karena merasa belum "cukup mapan", dan perempuan masih menghadapi tekanan sosial untuk memilih antara karier dan keluarga. Perubahan mindset dan pola pikir menjadi aspek penting dalam menyukseskan program ini.