Newsweek mencoba mengonfirmasi klaim Iran dengan menghubungi Kementerian Luar Negeri Iran melalui e-mail pada hari Senin, 22 April 2024. Situs militer mencatat bahwa versi terbaru Bavar-373 memiliki jangkauan yang melebihi 186 mil dan jangkauan ketinggian 75 mil. Namun, klaim tersebut belum diverifikasi secara independen dan "pengujian di dunia nyata" diperlukan sebelum kemampuannya bisa dievaluasi secara menyeluruh.
Peluncuran sistem pertahanan udara Bavar-373 ini juga menjadi sorotan karena terjadi dalam konteks ketegangan antara Iran dan Israel yang belum menemui titik terang. Ketegangan ini semakin meningkat setelah serangkaian insiden antara keduanya. Israel menyerang gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang kemudian diikuti dengan ratusan drone dan rudal yang diluncurkan oleh Iran ke Tel Aviv sebagai balasan. Konflik semakin berkembang ketika Israel menerbangkan tiga drone ke Kota Isfahan, Iran.
Meskipun terjadi serangan dari pihak Israel, Iran tampak meremehkan eskalasi terbaru tersebut dan mengaku bahwa ledakan yang terjadi adalah akibat dari mengaktifkan sistem pertahanan udara. Adapun kerusakan akibat serangan tersebut tidak terlalu serius dan situasi di Kota Isfahan kembali kondusif setelah beberapa jam pasca ledakan.
Dari semua peristiwa ini, terlihat bahwa sektor pertahanan Iran semakin matang, sehingga meningkatkan kepercayaan diri Iran dalam menghadapi ancaman dari pihak luar. Hal ini juga menunjukkan bahwa Iran terus mengembangkan kemampuan militernya untuk menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan keamanan dalam wilayahnya.