Sementara itu, IRGC juga mengonfirmasi bahwa selain Haniyeh, seorang pengawalnya juga tewas dalam serangan tersebut.
“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran. Akibat insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya tewas,” demikian pernyataan dari IRGC.
Sebagai kepala biro politik Hamas sejak 2017, Ismail Haniyeh menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Khaled Meshaal. Ia menjadi tokoh yang dikenal luas, terutama setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina pada 2006, menyusul kemenangan Hamas dalam pemilu parlemen.
Haniyeh hidup dalam pengasingan dan sering bergantian tempat antara Turki dan Qatar. Keterlibatannya di Hamas dimulai pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.
Selama agresi Israel terhadap Palestina, keluarga Haniyeh juga menjadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucunya tewas akibat serangan dari pihak Israel.
Dengan peristiwa ini, hubungan Iran, Palestina, dan konflik di Timur Tengah semakin menjadi sorotan publik internasional. Pembunuhan Haniyeh juga memberikan dampak yang signifikan terhadap dinamika politik di kawasan tersebut.