Di pihak Hizbullah, pemimpin mereka, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa serangan ke Israel berjalan sesuai rencana. Nasrallah juga menyatakan bahwa Hizbullah akan menilai dampak serangan roket dan pesawat nirawaknya terhadap target militer Israel sebelum menentukan apakah akan melakukan serangan lebih lanjut untuk membalas dendam atas terbunuhnya komandan.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Nasrallah mengungkapkan bahwa kelompok tersebut sengaja menahan diri untuk tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur publik, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Hal ini menunjukkan bahwa Hizbullah mempertimbangkan aspek kemanusiaan dalam pelaksanaan serangannya.