Seorang pengacara bernama Elizabeth Nyaberi, 26 tahun, menyebutkan bahwa demonstrasi ini merupakan suara generasi muda Kenya yang ingin menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap rencana kenaikan pajak. Tindakan protes ini dianggapnya penting untuk melindungi kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
Aksi protes juga melibatkan pengrusakan ruangan parlemen, di mana banyak jendela pecah dan fasilitas parlemen lainnya dirusak. Kantor gubernur di Nairobi pun ikut dibakar, hanya beberapa ratus meter dari lokasi parlemen.
Respon dari pemerintah Kenya, melalui pernyataan Presiden Kenya William Ruto, menyebutkan bahwa demonstrasi ini merupakan tindakan pengkhianatan. Ruto juga menuduh adanya penjahat yang berpura-pura menjadi pengunjuk rasa damai, meresahkan masyarakat dan melakukan tindak teror.
Namun pernyataan ini disindir oleh kepala koalisi oposisi utama Kenya, Azimio, yang menilai bahwa pemerintah telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak di negara tersebut. Menteri Pertahanan Aden Bare Duale juga memberikan pernyataan bahwa pengerahan militer adalah respons terhadap keadaan darurat keamanan di seluruh Kenya.