Menjelang pelantikan, para pemuka berbagai agama turut mendoakan kesuksesan presiden dan pemerintahan persatuan nasional yang akan bertugas. Kehadiran ratusan undangan dari dalam dan luar negeri memberikan gambaran akan pentingnya peristiwa tersebut dalam politik Afrika Selatan dan juga di mata dunia internasional.
Sebelum keputusan pelantikan, pada sidang pertama Majelis Nasional Afrika Selatan setelah pemilu, Ramaphosa kembali terpilih sebagai presiden untuk masa jabatan keduanya. Dengan usianya yang telah menginjak 71 tahun, Ramaphosa, yang juga pemimpin partai Kongres Nasional Afrika (ANC), memperoleh 283 suara dari anggota Majelis Nasional. Hal ini mengalahkan satu-satunya calon presiden lain, Julius Malema, dari partai Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), yang hanya memperoleh 44 suara.
Dominasi ANC dalam politik Afrika Selatan selama tiga dasawarsa terakhir hingga kehilangan suara mayoritas dalam pemilu pada 29 Mei, membuat pelantikan Ramaphosa sebagai suatu tanda penting bagi partai tersebut. Terlebih, meskipun ANC mempertahankan status sebagai partai terbesar di Majelis Nasional, namun hanya meraih 159 dari 400 kursi, membuatnya mustahil untuk memerintah tanpa dukungan partai lain.