China baru-baru ini berhasil meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM), yang dianggap mewakili pesan yang kuat dan peringatan bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Tindakan China ini menegaskan bahwa kekuatan nuklir mereka tidak bisa dianggap remeh.
Analis rudal nuklir, Ankit Panda, berpendapat bahwa meskipun tindakan China mungkin tidak semata-mata untuk mengirim pesan politik, namun hal ini tanpa keraguan akan menjadi pengingat yang signifikan bagi kawasan tersebut, serta AS, tentang perubahan dinamika nuklir di Asia yang berlangsung dengan cepat.
Tidak hanya itu, analis lain menyatakan bahwa uji coba ini merupakan sebuah peringatan bagi AS dan sekutunya di kawasan tersebut.
Menurut Leif-Eric Easley, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Wanita Ewha di Korea Selatan, pesan yang disampaikan kepada Washington adalah bahwa intervensi langsung dalam konflik di Selat Taiwan akan membuat AS rentan terhadap serangan.
“Bagi sekutu AS di Asia, uji coba provokatif tersebut menunjukkan kemampuan China untuk bertempur di berbagai medan secara bersamaan,” tambahnya. Selain itu, Drew Thompson, seorang peneliti senior di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, menulis bahwa "waktu adalah segalanya."