Saat ditanya banjir yang memutuskan akses jalan, Dadang juga menjelaskan, pihaknya masih menunggu BBWS yang menjanjikan akan ada Curug Jompong. Kata Dadang, apabila Curug Jompong bisa dibangun, maka dipastikan bisa mengurangi banjir.
”Bencana banjir di kabupaten bandung ini merupakan bencana tahunan, karena Kabupaten Bandung merupakan daerah bencana nomor empat. Kita hanya bisa mengupayakan, ketika banjir mengevakuasi para korban, agar jangan sampai ada korban dan terselamatkan jiwanya, serta jangan sampai kekurangan pangan dan kesehatannya dijaga,” tuturnya.
Sementara itu, di tempat berbeda, Idah, 65, korban banjir warga Kampung Mekarsari, Rw 21/Rt 02 Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, terlihat mengemis dengan sejumlah korban banjir lainnya di Jembatan Sungai Citarum. Saat ditanyai, kenapa tidak pergi ketempat pengungsian, dia mengakui bahwa ke tempat pengungsian harus membawa uang, karena kalau ingin apa-apa harus beli.
”Kami terpaksa mengemis di jalan untuk makan, kami tidak mendapatkan uang banyak, hanya cukup untuk membeli beras dan lauk pauknya,” kata Idah.
Idah mengaku, selama banjir dirinya bersama anak cucunya tidur di pinggiran jalan, karena sudah tidak ada tenda apapun. Pihak pemerintah juga belum memberikan bantuan. ”Jadi kami terpaksa mengemis,” tandansya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor di 27 kabupaten/kota terhitung sejak tanggai 1 November 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.