Nama dari Aktivitas dan Profesi Penduduk
Nama jalan juga sering kali berasal dari aktivitas dominan atau profesi sebagian besar penduduk di area tersebut. Kalau di sebuah jalan banyak pandai besi, mungkin nama jalannya jadi Jalan Pandai Besi atau Jalan Tukang Besi. Daerah tempat pasar atau pusat perdagangan? Bisa jadi Jalan Pasar, Jalan Dagang, atau nama lain yang menggambarkan keramaian ekonomi di sana.
Contoh konkret di Indonesia adalah Jalan Pecinan atau Jalan Kampung Cina, yang jelas menunjukkan adanya komunitas Tionghoa dengan aktivitas perdagangan khas mereka. Atau, bisa juga Jalan Pandean, merujuk pada pande besi. Di Belanda, kita bisa menemukan "Vismarkt" (pasar ikan) atau "Nieuwstraat" (jalan baru), menunjukkan fungsi atau waktu pembangunannya. Penamaan semacam ini tidak hanya memberi nama, tetapi juga memberi informasi tentang karakter sosial dan ekonomi kawasan tersebut, membantu pendatang mengidentifikasi jenis layanan atau barang yang bisa ditemukan.
Nama dari Kejadian Penting atau Tokoh Bersejarah
Sejarah dan peristiwa besar tentu tak luput dari penamaan jalan. Jika sebuah jalan menjadi saksi bisu pertempuran penting, tempat perjanjian besar ditandatangani, atau merupakan jalur utama bagi tokoh-tokoh bersejarah, maka nama jalan tersebut akan mengenang momen atau orang itu. Ini menjadi cara masyarakat menjaga memori kolektif dan menghormati pahlawan atau kejadian penting.
Di Indonesia, banyak jalan dinamai Jalan Diponegoro, Jalan Sudirman, atau Jalan Kartini, merujuk pada pahlawan nasional. Ini jelas merupakan bentuk penghormatan yang dilakukan oleh generasi penerus, tidak selalu oleh orang yang hidup di zaman pahlawan itu langsung. Namun, dahulu pun, jika ada raja atau pemimpin yang sering melintas atau mendirikan sesuatu di jalur tertentu, nama jalan itu bisa dikaitkan dengan mereka. Ini menjadikan jalan sebagai monumen hidup yang terus menceritakan kisah masa lalu kepada setiap orang yang melintasinya.