Para peneliti menggunakan sebuah detektor, yaitu superconducting submillimeter-wave limb-emission sounder atau Smiles. Detektor penghantar itu dapat bertahan di udara dingin hingga suhu -269 derajat celsius dan merupakan pertama yang pernah ada di angkasa luar.
Japanese National Institute of Information dan Communication Technology (NICT) dan JAXA-lah yang mengembangkan Smiles. Mereka menggabungkan tekhologi yang terdapat di stasiun antariksa untuk menunjukkan gelombang submilimeter yang sangat sensitif pada lapisan ozon.
Lapisan ozon membantu melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Data yang terkumpul oleh Smiles membuktikan pemahaman bagaimana jejak susunan atmosfer berdampak pada lapisan ozon.