Pada hari Selasa, 11 Februari 2025, Kementerian Pertahanan Korea Utara menyampaikan pernyataan yang menyoroti kekhawatiran mendalam mereka atas kehadiran kapal selam nuklir milik Amerika Serikat di pelabuhan Korea Selatan. Dalam laporan yang dipublikasikan oleh kantor berita resmi KCNA, juru bicara kementerian tersebut menjelaskan bahwa keberadaan kapal selam bertenaga nuklir ini merupakan bentuk provokasi yang jelas dari AS dan menunjukkan ketegangan yang terus meningkat di kawasan.
"Kehadiran kapal selam nuklir Amerika di Semenanjung Korea mencerminkan histeria konfrontasional yang tak berkesudahan di pihak AS terhadap Korea Utara. Ini bukan sekadar tindakan militer biasa, namun merupakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional kami," ujarnya. Juru bicara tersebut menekankan bahwa situasi ini dapat berakibat fatal, menciptakan risiko nyata terjadinya konfrontasi bersenjata yang tidak diinginkan.
Kapal selam nuklir yang dioperasikan oleh Angkatan Laut AS tersebut, yang dikenal dengan nama Alexandria, baru saja tiba di Busan, Korea Selatan, untuk melakukan pengisian pasokan dan memberi kesempatan bagi awaknya untuk beristirahat. Menurut laporan media Korea Selatan pada hari Senin, 10 Februari, kehadiran kapal selam ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai langkah agresif dari pihak Amerika. Selain itu, kapal selam ini merupakan bagian dari Armada Pasifik yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, membuatnya semakin menakutkan bagi pemerintah Korea Utara.