Tampang

Ancaman Balon Tinja dari Korea Utara Membuat Warga Perbatasan Korea Selatan Ketar-Ketir

7 Jun 2024 13:39 wib. 554
0 0
Ancaman Balon Tinja dari Korea Utara Membuat Warga Perbatasan Korea Selatan Ketar-Ketir
Sumber foto: google

Ancaman kiriman balon berisi sampah dan tinja dari Korea Utara dalam beberapa waktu terakhir telah membuat warga Korea Selatan yang tinggal di perbatasan merasa ketar-ketir. Pekan lalu, Korea Utara mengirimkan lebih dari 700 balon propaganda ke Korea Selatan sebagai "peringatan," menyebabkan kecemasan di kalangan warga yang tinggal dekat perbatasan.

Menurut Yoon Seol-hyun, pemilik agensi travel di perbatasan Paju, beberapa orang menganggap masalah ini sebagai ancaman terhadap lingkungan. Eskalasi ketegangan juga terasa usai Korea Selatan melakukan berbagai aktivitas militer di sepanjang garis perbatasan kedua negara. Hal ini mengancam kelangsungan bisnis agensi travel di wilayah perbatasan, seperti yang diungkapkan oleh Yoon.

Tak hanya itu, warga Paju lainnya, No Hyun-ki, juga khawatir akan berbagai ancaman yang mungkin datang ke arah tempat tinggalnya. Ia merasa tidak memiliki pilihan lain selain merasa takut bahwa artileri dari Korea Utara bisa terbang menuju tempat tinggalnya. Paju pun dianggap sebagai "kota yang paling menegangkan."

Ancaman yang baru-baru ini terjadi ini menyoroti aspek keamanan kedua negara. Sebelumnya, Korea Utara telah mengirim lebih dari 700 paket balon berisi sampah dan tinja ke wilayah Korea Selatan. Beberapa balon pecah dan mengenai beberapa kendaraan pribadi warga. Hal ini kemudian dibalas oleh seorang pembelot Korea Utara dengan mengirim selebaran propaganda anti-Korea Utara sebagai kritik terhadap negara otoriter tersebut.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Minecraft
0 Suka, 0 Komentar, 9 Jun 2024
Jangan Benci Hujan, Ini Manfaatnya
0 Suka, 0 Komentar, 27 Sep 2017

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.