Melalui perkembangan zaman, tumpengan kini juga mengalami transformasi dalam hal penyajian dan ragam makanan yang disajikan. Berbagai inovasi dan kreasi muncul untuk mengakomodasi selera dan tuntutan zaman. Namun, tetap menjaga nilai-nilai dan makna filosofis dari tumpengan itu sendiri.
Tumpengan, dengan sajian makanan tradisionalnya, tidak hanya menjadi ritual keagamaan semata, tetapi juga menjelma menjadi simbol kebersamaan, keberagaman, dan kekayaan budaya. Melalui tumpengan, masyarakat Indonesia kembali membuktikan bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai luhur tetap hidup dan relevan dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan demikian, tradisi tumpengan bukan hanya tentang makanan tradisional semata, tetapi juga tentang kearifan lokal, kebersamaan, dan kesyukuran. Ini adalah warisan leluhur yang patut dilestarikan dan dijaga, agar nilai-nilai kearifan lokal tetap turun-temurun dan tidak luntur tergerus oleh arus modernisasi.