Sebagai upaya pelestarian, pemerintah setempat secara aktif mendukung inovasi dalam pembuatan timbu. Mereka mendorong para pengrajin kue timbu untuk mencoba berbagai cara untuk melestarikan kue tersebut agar bisa tahan lebih lama, tanpa mengorbankan rasa dan teksturnya.
Selain itu, pemerintah setempat juga sedang menjajaki kerja sama dengan para ahli di bidang konservasi makanan untuk mencari solusi yang tepat dalam memperpanjang masa simpan timbu. Hal ini diharapkan dapat membantu menjaga keaslian rasa dan teknik pembuatan kue timbu yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Perayaan "Puru Timbu" Burning Festival yang direncanakan menjadi momen penting untuk mempromosikan warisan budaya ini ke khalayak yang lebih luas. Dalam festival ini, selain memperkenalkan kue timbu lebih lanjut, juga akan diadakan beragam kegiatan budaya dan seni lainnya yang melibatkan masyarakat setempat.
Pengakuan kue tradisional timbu sebagai WBTB tidak hanya membanggakan bagi masyarakat Dompu, tetapi juga memberikan dorongan besar bagi pelestarian warisan budaya dan pengembangan pariwisata lokal. Keberlangsungan kue timbu sebagai bagian penting dari budaya Dompu akan menjadi titik tertarik yang menarik perhatian wisatawan untuk mengenal lebih jauh keindahan dan keberagaman budaya di wlayah ini.