4. Analisis Data Elektronik
Di era digital, banyak aktivitas kriminal meninggalkan jejak elektronik. Penyidik menggunakan analisis data elektronik untuk mengungkap komunikasi, transaksi, dan aktivitas online tersangka. Teknik ini melibatkan pengumpulan dan analisis data dari komputer, ponsel, dan perangkat digital lainnya. Penyidik forensik digital mampu memulihkan data yang dihapus dan melacak aktivitas online untuk menemukan petunjuk penting. Penggunaan teknik ini telah berkembang pesat seiring dengan peningkatan kejahatan siber.
5. Kerja Sama Internasional dan Antarlembaga
Banyak kasus kriminal melibatkan lebih dari satu yurisdiksi, terutama dalam kasus kejahatan terorganisir dan terorisme. Kerja sama antar lembaga penegak hukum, baik di tingkat nasional maupun internasional, sangat penting untuk mengungkap jaringan kriminal yang luas. Organisasi seperti Interpol dan Europol memainkan peran penting dalam koordinasi penyidikan lintas negara. Pertukaran informasi dan sumber daya antar lembaga membantu mempercepat proses penyidikan dan meningkatkan kemungkinan menangkap pelaku yang melarikan diri ke luar negeri.
6. Penggunaan Ilmu Forensik
Ilmu forensik melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti toksikologi, balistik, dan odontologi forensik. Ahli forensik menganalisis bukti dari TKP untuk memberikan petunjuk ilmiah yang mendukung penyidikan. Misalnya, toksikolog forensik dapat menentukan apakah korban diracuni, sementara ahli balistik dapat menganalisis peluru dan senjata yang digunakan. Ilmu forensik gigi atau odontologi forensik membantu mengidentifikasi korban melalui catatan gigi. Metode ini memastikan bahwa penyidikan didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.