3. Penipuan Cinta di Media Sosial
Penipu tidak hanya menyerang dompet, tetapi juga hati. Mereka menggunakan akun palsu di media sosial untuk membangun hubungan percintaan dengan korban mereka. C, seorang korban penipuan cinta, jatuh cinta pada seseorang yang tampaknya sempurna di platform media sosial. Mereka berkomunikasi intensif, berbagi harapan dan impian. Namun, saat C mulai dipinta untuk mentransfer uang demi "kebutuhan mendesak" sang pacar online, kebenaran kelam mulai terkuak: sang pacar hanya sosok palsu yang berusaha memanfaatkannya secara finansial.
4. Penipuan Pajak dan Identitas
Penipu juga menggunakan informasi pribadi untuk melakukan penipuan pajak atau pencurian identitas. Mereka dapat mengajukan pengembalian pajak palsu atas nama korban atau membuka akun kartu kredit menggunakan informasi yang dicuri. D, seorang korban penipuan identitas, menemukan bahwa seseorang telah menggunakan informasinya untuk membuka kartu kredit dan melakukan pembelian besar-besaran. Proses memulihkan identitasnya memakan waktu dan upaya yang besar, sementara kerugian finansialnya sudah nyata.
5. Penipuan Warisan dan Penggalangan Dana Palsu
Penipu juga sering menggunakan modus warisan palsu atau penggalangan dana untuk tujuan amal untuk memanipulasi korban. E, seorang korban penipuan warisan, menerima surat dari seseorang yang mengklaim bahwa mereka memiliki warisan besar yang dapat diturunkan padanya. Untuk mendapatkan warisan tersebut, E diminta untuk membayar biaya administrasi dan pajak yang besar. Setelah mentransfer uang, E menyadari bahwa warisan itu tidak pernah ada dan dia telah ditipu dengan licik.