Kedok dukun muda ini pun terbongkar secara dramatis. Ketika pihak keluarga meminta autopsi ulang untuk memastikan penyebab kematian, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya zat berbahaya di dalam tubuh korban. Hal ini langsung mengubah arah penyelidikan menuju dugaan pembunuhan. Pihak kepolisian segera bergerak cepat untuk meneliti lebih lanjut dan mengumpulkan bukti-bukti yang ada.
Kasus ini telah mengungkap sisi kelam dari praktik-praktik magis yang coba menarik orang-orang yang sedang dalam kesulitan ke dalam pusaran yang tidak berujung. Masyarakat mulai sadar betapa bahayanya terlibat dengan hal-hal yang berkaitan dengan pesugihan. Komentar dari berbagai pihak pun mulai bermunculan, terutama orang-orang yang merasa dekat dengan korban. Mereka mengungkapkan rasa duka yang mendalam dan berharap agar keadilan dapat ditegakkan untuk korban.
Dalam melakukan tindakan pencegahan, pihak kepolisian berencana untuk mengadakan sosialisasi mengenai bahaya praktik pesugihan yang dapat merugikan. Banyak masyarakat yang masih terjebak dalam mitos bahwa ada jalan pintas menuju kesuksesan dan kekayaan, padahal faktanya sering kali berujung pada nasib tragis. Salah satu anggota kepolisian mengingatkan semua orang untuk tetap waspada dan kritis terhadap tawaran-tawaran yang tampak terlalu bagus untuk jadi kenyataan.
Kisah tentang Kepala Sekolah asal Magelang ini tidak hanya menggugah empati, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang selama ini terabaikan. Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak mudah terpancing pada janji-janji kekayaan instan yang tidak jelas arah tujuannya. Dalam keputusasaan, banyak orang akan berinvestasi lebih dari yang seharusnya dan ingatlah, victim blaming dalam kasus ini tidaklah adil, karena banyak yang tidak menyadari risiko di balik praktik-praktik seperti itu.