Otoritas China kembali melakukan eksekusi mati terhadap mantan pejabat tinggi di Hohhot, Li Jianping, pada tanggal 17 Desember 2024. Hal ini merupakan bagian dari kampanye anti-korupsi yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping. Li dihukum mati atas kasus penyuapan, penyalahgunaan dana publik, dan keterlibatannya dengan kelompok kriminal. Tindakan ini menunjukkan komitmen China dalam memberantas korupsi yang dinilai sebagai ancaman serius terhadap kestabilan politik dan ekonomi negara.
Kampanye anti-korupsi yang digalakkan oleh Presiden Xi Jinping sejak tahun 2012 telah mendapatkan perhatian dunia. Langkah-langkah tegas dan tanpa kompromi terhadap pejabat-pejabat korup yang terbukti melakukan pelanggaran hukum, menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah China dalam menegakkan supremasi hukum dan membersihkan birokrasi dari perilaku koruptif.
Li Jianping, yang pernah menjabat sebagai pejabat tinggi di Hohhot, terbukti terlibat dalam kasus-kasus korupsi yang sangat merugikan keuangan negara. Penyuapan, penyalahgunaan dana publik, dan keterlibatannya dengan kelompok kriminal menjadi bukti kuat atas perilaku korup yang dilakukannya. Keputusan untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap Li merupakan sinyal kuat bagi para pejabat lain yang masih terlibat dalam praktik korupsi bahwa tindakan korupsi tidak akan ditoleransi dan akan berujung pada konsekuensi yang berat.