Cara Mengatasi Serangan Asma dan Mencegahnya
Penanganan serangan asma harus dimulai dari rumah. Yang pertama dan utama adalah tidak panik. Orang tua disarankan untuk langsung memberikan obat pereda melalui terapi inhalasi, baik dengan nebulizer maupun inhaler dengan spacer. “Kalau anak tidak membaik setelah satu kali pemberian obat, bisa diulang. Tapi kalau tetap tidak membaik, sebaiknya segera dibawa ke IGD terdekat,” ujarnya.
Ia menekankan, baik nebulizer maupun inhaler dengan spacer memiliki efektivitas yang sama dalam meredakan serangan. Yang membedakan hanyalah kemudahan penggunaan, tergantung usia dan kemampuan anak. Pencegahan serangan asma, lanjutnya, dilakukan dengan menghindari faktor pencetus seperti debu, asap rokok, dan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, anak dengan asma persisten—yang mengalami gejala lebih dari satu kali dalam sebulan—perlu mendapatkan terapi pengendali jangka panjang. “Obat pengendali biasanya diberikan setiap hari minimal selama tiga bulan sampai gejala benar-benar stabil. Jangan langsung dihentikan hanya karena gejala membaik,” tegasnya.
Terapi Inhalasi, Cara Efektif Obati Asma
Dalam penanganan jangka panjang, terapi inhalasi menjadi metode yang paling dianjurkan. Jenisnya bervariasi mulai dari nebulizer, inhaler dosis terukur (metered dose inhaler), hingga inhaler berbentuk bubuk (dry powder inhaler). Wahyuni menjelaskan bahwa terapi inhalasi lebih efektif karena obat langsung masuk ke saluran napas, bekerja lebih cepat, dan efek sampingnya lebih minimal dibanding obat oral.