Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia tengah menghadapi situasi darurat terkait meningkatnya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS), khususnya sifilis atau yang lebih dikenal sebagai penyakit raja singa. Berdasarkan laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), jumlah kasus sifilis melonjak tajam dan kini mendominasi hampir separuh dari total kasus IMS di tanah air.
Data Terkini: Ribuan Kasus Dalam Kurun Waktu Singkat
Periode Juni 2024 hingga Maret 2025 mencatat angka yang mengkhawatirkan. Ada sebanyak 10.681 kasus sifilis dini dan 8.336 kasus sifilis aktif yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa penyebaran penyakit menular seksual ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Ina Agustina, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dalam sebuah konferensi pers daring pada 20 Juni 2025, menyampaikan bahwa sifilis menyumbang 48 persen dari seluruh kasus IMS yang tercatat di Indonesia. Posisi kedua ditempati oleh servisitis proktitis, yaitu peradangan pada serviks (leher rahim).
Sifilis Menyerang Usia Muda
Lebih lanjut, Ina mengungkapkan bahwa lonjakan kasus sifilis dan IMS lainnya paling signifikan terjadi pada kelompok usia remaja 15–19 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa generasi muda merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi menular seksual.
Faktor-faktor utama penyebab peningkatan kasus ini meliputi:
-
Kurangnya edukasi seks yang komprehensif
-
Perilaku seksual berisiko
-
Akses terbatas terhadap layanan kesehatan reproduksi
Selain sifilis, kalangan muda dan dewasa muda juga tercatat rentan terhadap IMS lain seperti klamidia, gonore, herpes genital, hingga infeksi HPV (Human Papillomavirus).
Bagaimana Sifilis Menyebar?