Para peneliti telah mengembangkan tes darah yang dapat memprediksi risiko ibu hamil dari kelahiran prematur dengan akurasi hingga 80 persen.
Tes ini belum siap untuk prime time, menekankan peneliti senior Stephen Quake, seorang profesor di Stanford University di California. Ini masih harus divalidasi dalam penelitian yang lebih besar dari kelompok wanita yang lebih beragam, katanya.
"Dalam studi ini, kami telah menunjukkan bukti-prinsip," Quake menjelaskan. "Sekarang kita perlu uji klinis."
Harapannya, menurut Quake, adalah bahwa tes tersebut suatu hari dapat digunakan secara rutin untuk mengidentifikasi wanita yang kemungkinan akan melahirkan secara prematur.