Tampang.com | Di tengah ambisi pemerintah menurunkan angka stunting nasional hingga di bawah 14% pada 2024, data terbaru justru menunjukkan masih tingginya prevalensi di banyak daerah. Sejumlah pakar mempertanyakan efektivitas pendekatan program gizi yang ada saat ini.
Angka Stunting Masih 21%, Target 14% Terancam Gagal
Menurut BKKBN dan Kemenkes, per 2025 prevalensi stunting nasional masih berada di kisaran 21,2%. Beberapa provinsi bahkan mencatat angka di atas 30%, seperti NTT, Papua, dan Sulawesi Barat. Padahal, program intervensi gizi sudah berjalan selama lebih dari lima tahun.
“Penurunan terjadi, tapi terlalu lambat. Dengan laju seperti ini, target nasional sangat mungkin tidak tercapai,” ujar Dr. Irma Puspitasari, ahli gizi dari IPB.
Distribusi Makanan Tambahan dan Edukasi Masih Terpusat di Perkotaan
Masalah utama terletak pada distribusi bantuan dan edukasi gizi yang tidak merata. Banyak kader posyandu di daerah terpencil mengeluh kekurangan dukungan dan pelatihan, sementara program makanan tambahan sering hanya menjangkau wilayah mudah akses.