Dengan mempraktikkan prinsip ini, remaja dapat belajar untuk lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada penilaian orang lain. Mereka juga dapat merasa lebih percaya diri dengan usaha yang mereka lakukan, tanpa terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal.
3. Menghargai Kekuatan Diri dan Menjaga Keseimbangan
Stoikisme juga mengajarkan remaja untuk menghargai kekuatan diri serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Dengan mengakui potensi dan keterbatasan diri sendiri, remaja dapat memahami bahwa setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini akan membantu mereka untuk tidak terlalu terbebani oleh ekspektasi yang tidak realistis, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Dengan menjaga keseimbangan antara usaha dan istirahat, remaja dapat merasa lebih stabil secara emosional dan mental. Mereka juga dapat menghindari dampak negatif dari stres berlebihan yang seringkali dialami oleh remaja di era modern ini.
4. Berlatih Kesabaran dan Rasa Syukur
Prinsip terakhir dari stoikisme yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan remaja adalah berlatih kesabaran dan rasa syukur. Remaja seringkali terjebak dalam siklus keinginan untuk mendapatkan hal-hal secara instan, tanpa melalui proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Melalui stoikisme, mereka diajarkan untuk menerima bahwa tidak semua hal dapat terjadi sesuai keinginan mereka, dan bahwa proses tersebut juga memiliki nilai yang penting.
Dengan berlatih kesabaran, remaja dapat mengurangi rasa frustasi dan kecewa ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana. Mereka juga diajarkan untuk merasa syukur atas hal-hal kecil yang mereka miliki, sehingga dapat mengurangi rasa tidak puas dan ketidakbahagiaan yang seringkali muncul pada remaja saat ini.