Membantu Belajar
Tantrum yang disertai dengan tangisan juga dapat membantu anak dalam belajar. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak belajar lebih baik saat ia merasa rileks, bahagia, tanpa tekanan, dan saat mampu mengekspresikan gangguan emosinya. Hal ini mirip dengan perasaan lega dan tenang setelah seorang anak mengalami tantrum.
Mengajarkan Anak Tentang Batasan dengan Kata 'Tidak'
Setelah anak tenang, inilah saat yang tepat bagi orang tua untuk memberikan cinta, empati, dan pelukan. Orang tua memiliki kesempatan untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Memberikan pengertian bahwa menangis dan menjerit-jerit bukanlah cara yang baik untuk mengungkapkan emosi, dengan memberikan contoh perilaku yang lebih baik.
Meningkatkan Bonding Orang Tua dan Anak
Alih-alih memarahi atau menghukum anak saat tantrum, memberikan kesempatan pada anak untuk merilis perasaan negatifnya dan kemudian memberikan dukungan cinta dan kasih sayang akan memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak. Melalui proses tersebut, anak akan merasakan kasih sayang dan perhatian dari orang tua, yang pada akhirnya akan menjadikan hubungan mereka lebih dekat.
Selain membantu anak, tantrum juga menjadi momen untuk orang tua untuk berefleksi dan melatih kesabaran dalam mengasuh anak. Proses mengasuh anak memang tidak mudah, namun dengan pemahaman dan kesabaran, tantrum anak dapat menjadi pengalaman belajar yang berharga.