Setelah melewati masa libur Lebaran, Jakarta harus menghadapi masalah serius terkait kualitas udara. Menurut laporan terbaru dari World Air Quality Report 2021, Jakarta dinyatakan sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Peringkat ini menyebabkan keprihatinan besar terutama karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Pasca libur Lebaran, peningkatan polusi udara di Jakarta menjadi perhatian serius yang perlu segera ditangani.
Penyebab Penurunan Kualitas Udara Pasca Libur Lebaran
Pasca libur Lebaran, Jakarta dihadapkan pada banyak permasalahan yang memengaruhi kualitas udara. Lonjakan polusi udara terutama disebabkan oleh peningkatan aktivitas transportasi, industri, dan pembakaran sampah. Banyak orang yang bepergian ke luar kota selama liburan dan kembali ke Jakarta menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah. Selain itu, meningkatnya konsumsi listrik dan aktivitas industri pasca libur Lebaran juga berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan partikulat di udara.
Dampak Buruk Kualitas Udara Terhadap Kesehatan
Kualitas udara yang buruk memiliki dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Partikulat dan zat kimia berbahaya dalam udara dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, termasuk asma, bronkitis, dan penyakit jantung. Selain itu, polusi udara juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru dan penyakit pernapasan kronis. Masyarakat yang rentan seperti anak-anak dan lansia akan lebih terpapar risiko kesehatan yang lebih besar akibat polusi udara.