“Tidak ada stok obat yang saya butuhkan. Dokter saya bahkan menyarankan untuk mencoba obat lain, tapi saya khawatir akan efek sampingnya,” kata Joko, seorang pasien diabetes di Jakarta.
Masalah Rantai Pasokan dan Regulasi Pemerintah
Meskipun krisis obat telah berlangsung lama, banyak pihak menyebut bahwa sistem distribusi obat di Indonesia belum sepenuhnya efisien. Prosedur regulasi yang rumit, serta ketergantungan pada beberapa importir besar, menyebabkan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan.
“Kementerian Kesehatan dan BPOM harus bisa memperbaiki koordinasi antara produsen dan distributor agar pasokan obat lebih stabil. Regulasi yang lebih fleksibel juga dibutuhkan agar pengadaan obat bisa lebih cepat dan efisien,” kata Dr. Arief.
Industri Farmasi di Indonesia Tertekan
Selain masalah distribusi, industri farmasi dalam negeri juga menghadapi tekanan. Banyak perusahaan farmasi lokal kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar akibat biaya produksi yang meningkat dan ketatnya persaingan di pasar global.
“Untuk memproduksi obat-obatan yang murah, kita sangat bergantung pada bahan baku impor. Ketika harga bahan baku naik, biaya produksi juga melonjak. Ini membuat banyak obat menjadi lebih mahal dan sulit dijangkau masyarakat,” ujar Maria, salah satu pengusaha farmasi lokal.