“Gula memengaruhi kerja insulin dalam tubuh. Jika dikonsumsi berlebihan secara terus-menerus, tubuh menjadi kebal terhadap insulin dan memicu diabetes. Ini proses yang diam-diam tapi fatal,” jelas dr. Iqbal Nurdiansyah, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam.
Gaya Hidup dan Kebiasaan yang Membentuk Ketergantungan
Banyak masyarakat yang terbiasa menggunakan gula untuk ‘meningkatkan energi’ atau sebagai penenang saat stres. Pola ini jika terus dibiarkan akan menciptakan ketergantungan terhadap rasa manis.
“Tubuh bisa menjadi terbiasa dengan sensasi manis, sehingga saat mengurangi asupan gula, kita merasa lemas atau mudah marah. Ini semacam efek withdrawal yang mirip dengan adiksi ringan,” jelas Irma.
Peran Industri Makanan dan Labelisasi Gizi
Salah satu tantangan dalam mengurangi konsumsi gula adalah minimnya edukasi dan labelisasi yang jelas pada produk makanan dan minuman. Banyak produk yang mencantumkan kadar gula dalam bentuk gram tanpa konversi praktis yang mudah dipahami masyarakat awam.
“Label gizi seharusnya dilengkapi dengan indikator warna atau simbol untuk menunjukkan tinggi-rendahnya kandungan gula. Saat ini terlalu teknis dan sulit dipahami,” tegas dr. Iqbal.