Namun, dokter spesialis jantung ini menekankan pentingnya memperhatikan jenis dan intensitas olahraga. Menurutnya, kesalahan dalam memilih jenis olahraga atau memaksakan diri melebihi batas kemampuan tubuh bisa memicu dampak negatif, terutama pada orang dengan kondisi medis tertentu. Ia pun mempertanyakan, “Sudah tepatkah olahraga yang dilakukan?”
Lebih lanjut, dr Vireza mengungkapkan bahwa olahraga yang dilakukan oleh atlet profesional berbeda dengan olahraga bagi masyarakat umum. Atlet menjalani program latihan dan pola makan yang ketat dan terencana, serta terus dipantau oleh tim medis. Fisik mereka memang dibentuk untuk menghadapi intensitas latihan yang tinggi. Berbeda dengan orang biasa yang mungkin tidak memiliki ketahanan fisik serupa atau bahkan memiliki riwayat penyakit yang tersembunyi.
Bagi masyarakat umum, dr Vireza menyarankan agar olahraga dilakukan dengan intensitas sedang dan tidak terlalu berat. Jenis olahraga yang disarankan antara lain berjalan kaki, bersepeda santai, berenang ringan, atau senam aerobik yang tidak terlalu membebani jantung.
Rekomendasi ini juga selaras dengan anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyarankan agar orang dewasa melakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang selama 130 hingga 300 menit per minggu. Jika dibagi rata, durasi ini setara dengan 30 sampai 60 menit per hari, dilakukan sebanyak 3 sampai 5 kali dalam sepekan.
Selain memperhatikan intensitas, faktor lain yang tak kalah penting adalah kondisi kesehatan individu. Tidak semua orang dalam keadaan fisik yang optimal untuk melakukan olahraga tertentu. Mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau kondisi medis lainnya, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga.