Masyarakat Indonesia tampaknya tidak ragu untuk merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang dinilai lebih baik di luar negeri. Fakta ini disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang menyebut bahwa sekitar 2 juta warga Indonesia memilih menjalani pengobatan di luar negeri setiap tahunnya.
Lebih mencengangkan lagi, dari data yang dikumpulkan dalam beberapa tahun terakhir, pengeluaran warga Indonesia untuk layanan medis di luar negeri mencapai hampir Rp150 triliun per tahun. Angka ini menjadi sorotan serius mengingat besarnya dana yang keluar dari dalam negeri hanya untuk urusan kesehatan.
“Berdasarkan data yang kita terima, setiap tahun terdapat kurang lebih 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri, dengan total pengeluaran hampir Rp150 triliun,” ungkap Erick Thohir saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital, di Denpasar, Bali, Jumat (27/6/2025).
Mengapa Warga RI Pilih Berobat ke Luar Negeri?
Ada sejumlah alasan mengapa warga Indonesia cenderung memilih berobat ke luar negeri. Di antaranya adalah kepercayaan terhadap kualitas layanan kesehatan, teknologi medis yang lebih mutakhir, serta pelayanan pasien yang dianggap lebih profesional dan transparan di negara seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Banyak pasien merasa bahwa rumah sakit luar negeri menawarkan diagnosis yang lebih cepat, perawatan yang lebih lengkap, dan suasana lebih nyaman.
Fenomena ini menunjukkan bahwa ada gap signifikan dalam kualitas layanan kesehatan di dalam negeri yang perlu dibenahi, terutama dalam hal kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan lokal.
Indonesia Menuju Pusat Medis Internasional: Hadirnya KEK Sanur