Edukasi Harus Menjangkau Semua Gender
Prof. Aryati menekankan pentingnya perluasan kampanye edukasi terkait HPV agar tidak hanya menyasar kaum perempuan. Ia mengingatkan bahwa bahaya HPV terhadap laki-laki juga nyata, dan tanpa upaya edukasi yang inklusif, potensi mencegah berbagai jenis kanker bisa terhambat.
“Jika kita hanya fokus pada kanker serviks, kita bisa kehilangan peluang besar untuk mencegah kanker lain yang juga disebabkan oleh HPV. Edukasi harus menjangkau laki-laki dan perempuan secara setara,” ujar Prof. Aryati.
Kesadaran kolektif diperlukan untuk mempercepat eliminasi penyakit terkait HPV. Edukasi berbasis bukti, pendekatan komunitas, dan pelibatan lintas sektor menjadi kunci agar masyarakat tidak lagi menganggap HPV sebagai isu khusus perempuan.
Dengan begitu, masyarakat bisa memahami bahwa pencegahan HPV tak hanya tentang kanker serviks, tetapi juga upaya komprehensif melindungi kesehatan seluruh lapisan penduduk dari infeksi berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi dan skrining yang tepat.
Kesimpulan
HPV bukanlah virus yang hanya menyerang satu jenis kelamin. Pria dan wanita sama-sama rentan terhadap infeksi dan dampak seriusnya. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat, serta dukungan kebijakan publik yang menyeluruh, kita dapat menekan angka infeksi dan mencegah berbagai jenis kanker yang disebabkan oleh virus ini. Edukasi dan akses layanan kesehatan yang merata harus menjadi prioritas bersama dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan waspada.