Tampang.com | Masa lanjut usia adalah fase kehidupan yang tak terhindarkan, membawa serta berbagai tantangan fisik dan mental. Salah satu tantangan yang paling sering dihadapi lansia adalah masalah kesehatan mental, mulai dari stres ringan hingga depresi klinis. Menurut Dr. dr. Ni Ketut Rai Purnami, Sp.PD-K.Ger, FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri dari RSUP Prof. Ngoerah, dukungan sosial dan lingkungan sekitar memegang peranan vital untuk menjaga stabilitas kesehatan mental lansia.
"Mental health itu enggak cukup kalau cuma dikasih saran. Kesiapan dari dalam diri beliau juga perlu dibangun pelan-pelan, termasuk melalui komunitas," ujar dr. Rai dalam siaran Keluarga Sehat Kemenkes RI belum lama ini.
Merajut Keterhubungan: Mengatasi Rasa Sepi Pasca-Pensiun
Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah pentingnya rasa keterhubungan lansia dengan lingkungan sosialnya. Ketika seseorang memasuki masa pensiun dan tidak lagi aktif dalam dunia kerja, potensi munculnya perasaan hampa, tidak dibutuhkan, bahkan post power syndrome meningkat tajam.
"Perasaan tidak sendiri itu sangat penting. Lansia yang punya teman ngobrol, bertukar pikiran, itu sangat membantu menjaga kesehatan mental," jelas dr. Rai. Komunitas atau kelompok sosial yang memungkinkan lansia beraktivitas dan berbagi cerita terbukti efektif mengurangi risiko stres, kecemasan, dan depresi. Idealnya, kegiatan sosial semacam ini dilakukan secara rutin, setidaknya 2-3 kali seminggu.