Seorang ahli virologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengungkapkan kekhawatirannya terkait penemuan ini. "Infeksi pada kucing merupakan indikasi bahwa virus flu burung H5N1 sedang mengalami adaptasi baru, yang dapat berdampak pada penyebarannya dan dampaknya terhadap manusia dan hewan lainnya," ujarnya.
Selain itu, para ilmuwan di AS juga telah berhasil mengidentifikasi sampel virus flu burung H5N1 pada seorang pasien yang tengah berjuang melawan penyakit kritis. Meskipun kasus ini masih tergolong jarang, namun penemuan ini memicu kekhawatiran baru terkait kemampuan virus untuk menyebabkan infeksi yang parah pada manusia.
Karenanya, para peneliti dan tenaga medis terus memperkuat sistem pemantauan dan deteksi dini terhadap flu burung guna mencegah penyebaran lebih lanjut dan menangani kasus-kasus yang mungkin muncul di masa depan. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti protokol kebersihan yang ketat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terdampak.
Mendorong upaya perlindungan terhadap hewan peliharaan juga menjadi bagian penting dalam menghadapi ancaman flu burung. Para pemilik kucing diharapkan untuk memperhatikan kondisi kesehatan hewan peliharaan mereka dengan lebih seksama, serta melakukan tindakan pencegahan seperti vaksinasi dan isolasi terhadap kucing yang diduga terpapar virus.