Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Karolinska Institute di Swedia menemukan kemungkinan hubungan antara jumlah kafein dalam darah dan kadar lemak tubuh. Hubungan ini selanjutnya dapat mempengaruhi risiko terkena diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Kafein, zat yang lazim ditemukan dalam kopi, teh, dan minuman berenergi, telah lama dikenal karena efek pengaruhnya pada sistem saraf pusat. Namun, penelitian terbaru ini mengungkap potensi manfaat kesehatan yang lebih luas dari konsumsi kafein.
Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 20.000 peserta di Swedia. Mereka menilai konsentrasi kafein dalam darah peserta dan mengukur lemak tubuh serta faktor risiko penyakit jantung dan diabetes. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta dengan kadar kafein darah yang lebih tinggi cenderung memiliki kadar lemak tubuh yang lebih rendah.
Studi ini memberikan gambaran yang menarik tentang kemungkinan peran kafein dalam menekan lemak tubuh. Lemak tubuh yang berlebih telah terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Karena itu, mengetahui bahwa kafein dapat mempengaruhi kadar lemak tubuh membuka potensi untuk pengembangan strategi preventif yang berfokus pada konsumsi kafein.
Namun, meskipun hasil penelitian ini menarik, perlu diingat bahwa korelasi antara kafein dan lemak tubuh masih perlu dikonfirmasi melalui penelitian lebih lanjut. Selain itu, efek kafein pada kesehatan dapat bervariasi tergantung pada individu dan pola konsumsi. Oleh karena itu, adalah penting untuk tidak secara langsung menyimpulkan bahwa konsumsi kafein akan secara otomatis mengurangi risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.