Tampang.com | Di era kerja fleksibel dan remote, stres kerja justru meningkat drastis. Banyak pekerja muda mengalami burnout—kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional akibat tekanan pekerjaan yang berkepanjangan. Fenomena ini kini bukan sekadar keluhan individual, tapi telah menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Burnout Diakui WHO sebagai Sindrom Resmi
Pada tahun 2019, WHO resmi mengklasifikasikan burnout sebagai sindrom akibat stres kerja kronis yang tidak berhasil dikelola. Di Indonesia, tren burnout meningkat signifikan, terutama di kalangan profesional muda dan pekerja startup.
“Banyak anak muda merasa harus terus produktif demi karier, sampai lupa istirahat. Akhirnya tubuh dan pikiran kelelahan total,” kata Intan Larasati, M.Psi., psikolog klinis dari Jakarta.
Gejala Burnout yang Sering Diabaikan
Gejala burnout bisa beragam, mulai dari kelelahan terus-menerus, penurunan performa kerja, hingga kehilangan motivasi dan munculnya gejala depresi. Ironisnya, banyak orang menganggap ini sebagai ‘hal biasa’.