Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, mengisap vape memiliki risiko kesehatan yang lebih kecil dibanding rokok tembakau, namun bukan berarti aman dan baik buat tubuh. Perokok tembakau memiliki risiko 25 kali lebih tinggi terserang kanker paru daripada individu yang tidak merokok. Studi John Hopkins Medicine pada tahun 2020 juga menemukan bahwa mengisap rokok elektrik juga berisiko terkena penyakit paru kronis seperti asma. Pakar kesehatan juga menyoroti bahwa karena penggunaan vape masih relatif baru, masih banyak yang belum diketahui tentang dampak jangka panjangnya.
Selain masalah kesehatan paru-paru, penelitian juga menyebut bahwa nikotin pada rokok dan vape dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung. Individu yang merokok tembakau memiliki risiko 2-4 kali lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner dan stroke, menurut CDC.