Tampang.com | Tidur adalah kebutuhan fundamental bagi setiap individu, esensial untuk pemulihan tubuh dan menjaga kesegaran. Namun, ada kesalahpahaman umum bahwa semakin lama seseorang tidur, semakin sehat tubuhnya. Sebuah penelitian berskala besar yang dilakukan di China baru-baru ini justru menepis anggapan tersebut, mengungkap bahwa tidur terlalu lama justru dapat meningkatkan risiko stroke. Temuan ini menjadi peringatan penting, terutama mengingat tidur seringkali dianggap selalu memberikan manfaat positif bagi kesehatan.
Durasi Tidur dan Kaitannya dengan Risiko Stroke
Studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Public Health ini melibatkan lebih dari 31.000 orang dewasa di China, dengan rata-rata usia 62 tahun. Para partisipan dipantau selama sekitar enam tahun untuk menganalisis bagaimana kebiasaan tidur mereka memengaruhi risiko stroke. Mereka diminta melaporkan durasi tidur malam, frekuensi tidur siang, dan kualitas tidur secara keseluruhan.
Peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang memengaruhi risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, hingga konsumsi alkohol. Dari analisis komprehensif tersebut, ditemukan bahwa durasi tidur yang paling aman dan memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko stroke adalah 7 hingga 8 jam per malam. Sebaliknya, tidur lebih dari 9 jam, apalagi jika dibarengi dengan tidur siang yang lama, justru secara signifikan meningkatkan risiko terkena stroke.