Stres adalah respons psikologis dan fisik terhadap tekanan atau tantangan yang dihadapi individu. Setiap orang pasti mengalami stres pada suatu titik dalam hidup mereka. Namun, ketika stres ini berlangsung dengan jangka waktu yang sangat lama dan intensitasnya semakin memuncak, kita perlu mempertimbangkan kemungkinan terjadinya burnout. Maka, memahami perbedaan antara stres biasa dan burnout menjadi sangat penting, terutama dalam menjaga kesehatan mental.
Stres biasa umumnya merupakan reaksi yang alami terhadap situasi yang menekan. Ketika menghadapi tenggat waktu pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik interpersonal, seseorang mungkin merasa cemas, terburu-buru, atau tertekan. Namun, setelah situasi tersebut teratasi, ketegangan dan kekhawatiran biasanya akan mereda. Stres memiliki sifat yang sementara dan bersifat situasional. Meskipun dapat memengaruhi kesehatan jangka pendek, banyak individu dapat kembali berfungsi normal setelah memperoleh waktu untuk bersantai atau beristirahat.
Di sisi lain, burnout menggambarkan kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres kronis yang berkelanjutan. Burnout sering kali dialami oleh mereka yang bekerja dalam tekanan tinggi, seperti tenaga medis, guru, dan pekerja sosial. Gejala burnout bisa sangat menyiksa dan berpotensi mengganggu semua aspek kehidupan, baik profesional maupun pribadi. Seseorang yang mengalami burnout mungkin merasa tersesat, kehilangan motivasi, dan bahkan merasakan depresi yang mendalam. Tidak dapat dipungkiri, burnout dapat muncul setelah periode stres yang berkepanjangan, tetapi perasaan ini jauh lebih kompleks dan parah.