Meskipun banyak orang mengaitkan berkeringat dengan gejala penyakit, berkeringat secara langsung bukanlah tanda bahwa seseorang sudah sembuh. Sebagian orang mungkin mengalami peningkatan keringat saat penyakit mereka sudah membaik, karena tubuh berusaha untuk menormalkan suhu setelah demam. Namun, ini bukanlah aturan yang mutlak, dan setiap individu dapat memiliki respons tubuh yang berbeda-beda terhadap penyakit.
Sebagai tambahan, terdapat kondisi-kondisi lain di luar infeksi yang dapat menyebabkan berkeringat secara berlebihan. Misalnya, penyakit metabolik, gangguan hormonal, atau penyakit autoimun. Oleh karena itu, penting untuk tidak sembarangan menarik kesimpulan bahwa berkeringat adalah tanda penyembuhan tanpa memperhatikan konteks kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Dalam beberapa kasus, berkeringat bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang memerangi infeksi atau proses penyembuhan telah dimulai. Namun, ini tidak berlaku untuk semua situasi. Berkeringat saat sakit bukanlah indikator tunggal yang dapat dijadikan patokan utama dalam menilai perkembangan suatu penyakit. Lebih dari sekadar berkeringat, penting untuk memperhatikan gejala lain yang mungkin muncul, dan bila perlu, memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.