Konsep "inner child" atau anak dalam diri merupakan istilah yang merujuk pada bagian dari diri kita yang mencerminkan pengalaman, emosi, dan kenangan masa kecil. Inner child ini terhubung erat dengan perasaan, imajinasi, dan kreativitas kita yang sering kali terabaikan seiring bertambahnya usia. Menyentuh dan memahami inner child dapat menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosi seseorang.
Inner child pada dasarnya berfungsi sebagai penyimpan setia dari pengalaman hidup pertama yang kita jalani. Misalnya, bagaimana kita diperlakukan oleh orang-orang terdekat kita saat kecil, serta pengalaman positif maupun negatif yang dialami, semuanya dapat memengaruhi bagaimana kita berfungsi di dunia dewasa. Jika kita mengalami trauma atau kehilangan saat kecil, perasaan dan kenangan tersebut bisa tetap tertanam dalam diri kita dan mempengaruhi perilaku serta reaksi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh inner child terhadap kesehatan mental sangat signifikan. Ketidakmampuan untuk menghadapi atau mengatasi perasaan yang muncul dari inner child dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, hingga gangguan hubungan sosial. Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa pola pikir negatif yang kita miliki dalam keseharian bisa jadi berakar dari pengalaman masa lalu. Dalam hal ini, inner child berfungsi sebagai pintu gerbang yang menghubungkan masa lalu dengan reaksi dan kemampuan kita untuk beradaptasi dalam situasi saat ini.